Selasa, 07 Mei 2013

IT AUDIT TRAIL, REAL TIME AUDIT, dan IT FORENSICS



1.     IT AUDIT  TRAIL
Audit trail (atau log audit) adalah catatan keamanan yang relevan kronologis, mengatur catatan, atau tujuan dan sumber catatan yang memberikan bukti dokumen dari urutan kegiatan yang telah mempengaruhi setiap saat operasi tertentu, prosedur, atau peristiwa. Catatan Audit biasanya hasil dari kegiatan seperti transaksi keuangan, penelitian ilmiah dan data transaksi perawatan kesehatan, atau komunikasi oleh orang-orang individu, sistem, rekening, atau badan lainnya. IT audit trail berarti juga penilaian / pengujian kontrol dalam sistem informasi atau infrastruktur teknologi informasi.
Manfaat IT Audit di bagi menjadi :
A. Manfaat pada saat Implementasi (Pre-Implementation Review)
1. Institusi dapat mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan ataupun memenuhi acceptance criteria.
2.  Mengetahui apakah pemakai telah siap menggunakan sistem tersebut.
3.  Mengetahui apakah outcome sesuai dengan harapan manajemen.
B. Manfaat setelah sistem live (Post-Implementation Review)
 1.  Institusi mendapat masukan atas risiko-risiko yang masih yang masih ada dan saran untuk penanganannya.
2. Masukan-masukan tersebut dimasukkan dalam agenda penyempurnaan sistem, perencanaan strategis, dan anggaran pada periode berikutnya.
3.  Bahan untuk perencanaan strategis dan rencana anggaran di masa mendatang.
4. Memberikan reasonable assurance bahwa sistem informasi telah sesuai  dengan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan.
5.  Membantu memastikan bahwa jejak pemeriksaan (audit trail) telah diaktifkan dan dapat digunakan oleh manajemen, auditor maupun pihak lain yang berwewenang melakukan pemeriksaan.
6.  Membantu dalam penilaian apakah initial proposed values telah terealisasi  dan saran tindak lanjutnya.
            Ada berbagai jenis IT Audit, yaitu :
1. Sistem dan aplikasi.
Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah sistem dan aplikasi sesuai dengan kebutuhan organisasi, berdayaguna, dan memiliki kontrol yang cukup baik untuk menjamin keabsahan, kehandalan, tepat waktu, dan keamanan pada input, proses, output pada semua tingkat kegiatan sistem.
2. Fasilitas pemrosesan informasi.
Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah fasilitas pemrosesan terkendali untuk menjamin ketepatan waktu, ketelitian, dan pemrosesan aplikasi yang efisien dalam keadaan normal dan buruk.
3. Pengembangan sistem.
Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah sistem yang dikembangkan mencakup kebutuhan obyektif organisasi.
4. Arsitektur perusahaan dan manajemen TI.
Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah manajemen TI dapat mengembangkan struktur organisasi dan prosedur yang menjamin kontrol dan lingkungan yang berdaya guna untuk pemrosesan informasi.
5. Client/Server, telekomunikasi, intranet, dan ekstranet.

Proses IT Audit:
Mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti bagaimana sistem informasi dikembangkan, dioperasikan, dan diorganisasikan
Cara Kerja Audit Trail
Audit Trail yang disimpan dalam suatu tabel
1. Dengan menyisipkan perintah penambahan record di tiap query Insert, Update, dan Delete.
2. Dengan memanfaatkan fitur trigger pada DBMS. Trigger adalah kumpulan SQL statement, yang secara otomatis menyimpan log pada event INSERT, UPDATE, ataupun DELETE pada sebuah tabel.
Ketika fasilitas Audit Trail diaktifkan, maka setiap transaksi yang dimasukkan ke Accurate, jurnalnya akan dicatat di dalam sebuah tabel, termasuk oleh siapa, dan kapan. Apabila ada sebuah transaksi yang dimanipulasi, maka jurnal lamanya akan disimpan, begitu pula dengan jurnal barunya.

19    Langkah Umum Audit TSI :
1.      Apakah kebijakan keamanan (security policy) memadai dan efektif ?
2.      Jika data dipegang oleh vendor, periksa laporan ttg kebijakan dan prosedural yg
terikini dr external auditor
3.      Jika sistem dibeli dari vendor, periksa kestabilan finansial
4.      Memeriksa persetujuan lisen (license agreement)
Ø  Periksa apakah keamanan fisik
5.      perangkat keras dan penyimpanan data memadai
6.      Periksa apakah backup administrator keamanan sudah memadai (trained,tested)
7.      Periksa apakah rencana kelanjutan bisnis memadai dan efektif
8.      Periksa apakah asuransi perangkat-keras, OS, aplikasi, dan data memadai
Ø  Kontrol keamanan logikal
9.      Periksa apakah password memadai dan perubahannya dilakukan reguler
10.  Apakah administrator keamanan memprint akses kontrol setiap user
11. Memeriksa dan mendokumentasikan parameter keamanan default
12. Menguji fungsionalitas sistem keamanan (password, suspend userID, etc)
13. Memeriksa apakah password file / database disimpan dalam bentuk tersandi dan tidak dapat dibuka oleh pengguna umum
14. Memeriksa apakah data sensitif tersandi dalam setiap phase dalam prosesnya
15. Memeriksa apakah prosedur memeriksa dan menganalisa log memadai
16. Memeriksa apakah akses kontrol remote (dari tempat yang lain) memadai: (VPN, CryptoCard, SecureID, etc)
-       Menguji Kontrol Operasi
17. Memeriksa apakah tugas dan job description memadai dalam semua tugas dalam operasi tsb
18. Memeriksa apakah ada problem yang signifikan
19. Memeriksa apakah kontrol yang menjamin fungsionalitas sistem informasi telah memadai

Hasil Audit Trail

Record Audit Trail disimpan dalam beberapa bentuk, yaitu :
  1. Binary File - Ukuran tidak besar dan tidak bisa dibaca begitu saja.
  2. Text File - Ukuran besar dan bisa dibaca langsung.
  3. Tabel.

Output IT Audit di bagi menjadi 2, yaitu :

Ø  Output Internal IT:
        Solusi teknologi meningkat, menyeluruh & mendalam
        Fokus kepada global, menuju ke standard-standard yang diakui
Ø  Output External IT:
        Rekrutmen staff, teknologi baru dan kompleksitasnya
        Outsourcing yang tepat
        Benchmark / Best-Practices
Kualifikasi Auditor:

        Certified Information Systems Auditor (CISA)
        Certified Internal Auditor (CIA)
        Certified Information Systems Security Professional (CISSP)

2.     REAL TIME AUDIT
Pengelolaan informasi penting pada setiap proses dan kejadian memastikan bahwa itu direkam, disimpan, ditransmisikan, dianalisis dan dapat diakses secara real time dari lokasi global. RTA adalah kemampuan generik dengan relevansi langsung dan dampak potensial pada efektivitas proses yang paling vertikal dan horizontal dan aplikasi proyek, sehari-hari manajemen bisnis, perusahaan dan administrasi pendapatan pemerintah. RTA memanfaatkan kekuatan dan kenyamanan dari World Wide Web untuk mengumpulkan informasi terkini tentang keadaan semua informasi yang menarik dan mengirimkan informasi ini secara real time kepada pihak yang berkepentingan terletak di mana saja di dunia. Secara umum, RTA berguna untuk mengelola setiap proses yang menggabungkan orang dan alat-alat dalam produksi barang atau jasa. Ini activiies dapat berhubungan dengan operasi yang sedang berlangsung atau sebuah proyek baru yang dirancang untuk menambahkan sesuatu ke proses yang ada. RTA menyediakan sarana yang nyaman untuk merekam keadaan semua variabel dikumpulkan untuk mengelola proses. Selain memberikan informasi bagi para pemangku kepentingan dalam proses RTA menyediakan dukungan yang efektif untuk manajemen proses analisis keputusan terkait dengan pemilihan taktik jangka pendek maupun menengah dengan strategi jangka panjang untuk menjamin efektivitas dari proses yang sedang dikelola. Manfaat dasar informasi real time adalah untuk memastikan keadaan kesadaran yang tinggi dari semua informasi yang relevan tentang kegiatan sehingga memungkinkan deteksi tepat waktu dan respon terhadap perubahan kondisi atau peristiwa yang mungkin merusak kemampuan untuk mencapai tujuan kegiatan. Hal ini menjadi sangat penting ketika keputusan tergantung pada kelompok tiba di kesepakatan mengenai tindakan yang diperlukan. Upaya kelompok cenderung lebih sulit untuk mengelola karena kebutuhan untuk mendapatkan semua pihak yang berkepentingan untuk fokus dan mengekspresikan pendapat dalam jangka waktu yang diberikan. Komunikasi real time online dapat membantu mempercepat akses ke dan pertukaran informasi penting menurut pemangku kepentingan kenyamanan dan ini membantu mempersingkat waktu di mana keputusan dibuat.
            Ada dua model sistem real time, yaitu hard real time dan soft real time.
1.Hard real time mewajibkan proses selesai dalam kurun waktu tertentu. Jika tidak, maka gagal. Misalnya adalah alat pacu jantung. Sistem harus bisa memacu detak jantung jika detak jantung sudahterdeteksilemah.
2.Soft real time menerapkan adanya prioritas dalam pelaksanaan tugas dan toleransi waktu. Misalnya adalah transmisi video. Gambar bisa sampai dalam keadaan terpatah-patah, tetapi itu bisa ditolerir karena informasi yang disampaikan masih bisa dimengerti.
            Sifat proses dapat bervariasi dan termasuk kegiatan beragam seperti:
1.     Business management
2.     Training programmes
3.     Administrative structure information systems to comply with future legislation
4.     Large industrial, infrastructural & business investment projects
5.     Local authority departmental processes
6.     Production process learning systems geared to costs reduction and performance evolution
7.     Complex long cycle agricultural research, development and technology dissemination processes
8.     Generic upgrading of business management systems
9.     Macroeconomic policy design for growth based upon the stimulation of real incomes
10.                         Systems to prevent government revenue erosion
11.                         Development of a systems engineering solution to any specific requirement

3.     IT FORENSICS
Digital forensic adalah sebuah cabang dalam ilmu komputer yang mempelajari mengenai investigasi, analisa, recovery, dan management data dari media digital yang biasanya setelah terjadi aksi kriminal cyber. Digital forensic memiliki sub cabang keilmuan lagi, yaitu komputer forensik, mobile device forensic, network forensic, dan database forensic.   IT Forensic adalah penggunaan sekumpulan prosedur untuk melakukan pengujian secara menyeluruh suatu sistem komputer dengan mempergunakan software atau tools untuk memelihara, mengamankan dan menganalisa barang bukti digital dari suatu tindakan kriminal yang telah diproses secara elektronik dan disimpan di media komputer.
Tujuan dari IT Forensic adalah mendapatkan fakta-fakta obyektif dari sebuah insiden / pelanggaran keamanan sistem informasi. Dari data yang diperoleh melalui survey oleh FBI dan The Computer Security Institute, pada tahun 1999 mengatakan bahwa 51% responden mengakui bahwa mereka telah menderita kerugian terutama dalam bidang finansial akibat kejahatan komputer. Kejahatan Komputer dibagi menjadi dua, yaitu :
1.      Komputer fraud.
Kejahatan atau pelanggaran dari segi sistem organisasi komputer.
2.      Komputer crime.
Merupakan kegiatan berbahaya dimana menggunakan media komputer dalam melakukan pelanggaran hukum.
Metodologi umum dalam proses pemeriksaan insiden sampai proses hukum:
1.Pengumpulan data/fakta dari sistem komputer (harddisk, usb-stick, log, memory-dump, internet, dll) – termasuk di dalamnya data yang sdh terhapus
2.Mendokumentasikan fakta-fakta yang ditemukan dan menjaga integritas data selama proses forensik dan hukum dengan proteksi fisik, penanganan khusus, pembuatan image, dan menggunakan algoritma HASH untuk pembuktian / verifikasi
3.Merunut kejadian (chain of events) berdasarkan waktu kejadian
4.Memvalidasi kejadian2 tersebut dengan metode “sebab-akibat”
5.Dokumentasi hasil yang diperoleh dan menyusun laporan
6.Proses hukum (pengajuan delik, proses persidangan, saksi ahli, dll)
            Investigasi kasus teknologi informasi yang di gunakan, yaitu :
1.      Prosedur forensik yang umum digunakan, antara lain :
a.         Membuat copies dari keseluruhan log data, file, dan lain-lain yang dianggap perlu pada suatu media yang terpisah.
b.      Membuat copies secara matematis.
c.          Dokumentasi yang baik dari segala sesuatu yang dikerjakan.
2.      Bukti yang digunakan dalam IT Forensics berupa :
a.          Harddisk.
b.      Floopy disk atau media lain yang bersifat removeable.
c.          Network system.
3.      Beberapa metode yang umum digunakan untuk forensik pada komputer ada dua yaitu :
a.          Search dan seizure.
Dimulai dari perumusan suatu rencana.
b.      Pencarian informasi (discovery information).
Metode pencarian informasi yang dilakukan oleh investigator merupakn pencarian bukti tambahan dengan mengandalkan saksi baik secara langsung maupun tidak langsung terlibat dengan kasus ini.
Sumber :
irmarr.staff.gunadarma.ac.id
http://pcbolong.blogspot.com/2011/10/digital-forensic.html
http://realtimeaudit.eu/devi.htm
http://iwayan.info/Lecture/EtikaProfesi_S1/04a_ITForensik.pdf
http://okkiprasetio.blogspot.com/2012/05/audit-trail.html
http://iblogger.web.id/post/definisi-real-time/216/webq/
http://abas-nr.blogspot.com/2012/04/it-forensic.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Audit_trail



                                                                                                                                     

 













Minggu, 05 Mei 2013

SUMBER-SUMBER DATA SPASIAL DALAM PENGEMBANGAN SIG



Sebelum mengetahui sumber-sumber data spasial apa saja, sebaikya mengetahui terlebih dahulu "Apa data spasial ?"
 
Data spasial
Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data
yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan
mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi
(spasial) dan informasi deskriptif (attribut) yang dijelaskan berikut ini :
a. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi
(lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk di antaranya informasi datum dan
proyeksi.
b. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi memiliki beberapa
keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya: jenis vegetasi, populasi, luasan, kode
pos, dan sebagainya.

·        Informasi Lokasi
Informasi lokasi atau geometri milik suatu objek spasial dapat dimasukkan ke dalam beberapa
bentuk seperti berikut :
Sistem Informasi Geografis (AK-011225)
a. Titik (dimensi nol - point)
Titik adalah representasi grafis atau geometri yang paling sederhana bagi objek spasial.
Representasi ini tidak memiliki dimensi, tetapi dapat diidentifikasikan di atas peta dan
dapat ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol tertentu.
Perlu dipahami juga bahwa skala peta akan menentukan apakah suatu objek akan
ditampilkan sebagai titik atau polygon. Pada peta skala besar, unsur-unsur bangunan
akan ditampilkan sebagai polygon, sedangkan pada skala kecil akan ditampilkan sebagai
unsur-unsur titik.
Format titik : koordinat tunggal, tanpa panjang, tanpa luasan.
Contoh : lokasi kecelakaan, letak pohon
Gambar 1. Contoh data spasial dalam bentuk titik

b. Garis (satu dimensi – line atau polyline)
Garis adalah bentuk geometri linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek yang berdimensi satu. Batas-batas objek geometri polygon juga merupakan garis-garis, demikian pula dengan jaringan listrik, jaringan komunikasi, pipa air minum, saluran buangan, dan utility lainnya dapat direpresentasikan sebagai objek dengan bentuk geometri garis. Hal ini akan bergantung pada skala peta yang menjadi sumbernya atau skala representasi akhirnya.
Format : Koordinat titik awal dan akhir, mempunyai panjang tanpa luasan.
Contoh : jalan, sungai, utility
Gambar 2 Contoh data spasial dalam bentuk garis

c. Polygon (dua dimensi – area)
Geometri polygon digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi. Unsurunsur
spasial seperti danau, batas propinsi, batas kota, batas persil tanah milik adalah
beberapa contoh tipe entitas dunia nyata yang pada umumnya direpresentasikan
sebagai objek-objek dengan geometri polygon. Meskipun demikian, representasi ini
masih akan bergantung pada skala petanya atau sajian akhirnya.
Format : Koordinat dengan titik awal dan akhir sama, mempunyai panjang dan luasan.
Contoh : Tanah persil, bangunan

Gambar 3 Contoh data spasial dalam bentuk polygon
d. Permukaan (3D)
Setiap fenomena terkait fisik (spasial) memiliki lokasi di dalam ruang. Akibatnya, model
data yang lengkap juga harus mencakup dimensi penting yang ketiga (ruang 3 dimensi).
Hal ini tentu saja juga berlaku bagi permukaan tanah, menara, sumur, bangunan, batasbatas
alamat, bencana (gempa, tsunami, kebakaran), dan lain sebagainya.
Format : Area dengan koordinat vertikal, Area dengan ketinggian
Contoh : Peta slope, bangunan bertingkat.
Gambar 4 Contoh data spasial dalam bentuk 3D

·        Informasi Atribut
Data Deskriptif merupakan uraian atau atribut data spasial (anotasi, tabel, hasil pengukuran,
kategori obyek, penjelasan hasil analisis / prediksi dll). Data non-spasial dapat dimasukkan ke
dalam beberapa bentuk sebagai berikut :
a. Format tabel
Kata-kata, kode alfanumerik, angka-angka. Contoh : hasil proses, indikasi, atribut.
b. Format laporan
Teks, deskripsi. Contoh : perencanaan, laporan proyek, pembahasan.
c. Format pengukuran
Angka-angka, hasil. Contoh : jarak, inventarisasi, luas
d. Format grafik anotasi
Kata-kata, angka-angka, symbol. Contoh : nama objek, legend, grafik/peta.
Contoh:
Data Objek Permukiman di Pondok Indah
Data Spasial: merupakan data grafik berbentuk poligon yang merupakan closed area yang
menghubungkan posisi-posisi geografis di lokasi Pondok Indah
Sistem Informasi Geografis (AK-011225)
Data Non-Spasial: Luas Permukiman, Jumlah Penduduknya, Jumlah Rumah, Jumlah Kepala
Keluarga, Pendapatan Rata-Rata Kepala Keluarga, dll

Format Data Spasial
Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode penyimpanan data
yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan
dalam dua format, yaitu :
a. Data Vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis,
area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir di titik yang sama), titik
dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis)
Gambar 5. Data Vektor
Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan
fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang
membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis data batas-batas kadaster. Contoh
penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur.
Kelemahan data vektor yang utama dalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi
perubahan gradual.

b. Data Raster
Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem
penginderaan jauh. Pada data raster, objek geografis direpresentasikan sebagai struktur
sel grid yang disebut dengan pixel (picture element).
Gambar 6 Data raster
Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan
kata lain resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya dari permukaan bumi yang
diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang
direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik
untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah,
kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasn utama dari data
raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula
ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasitas perangkat keras yang tersedia.
Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format data yang
digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume data yang
dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data vector relative lebih
ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan
dalam komputasi matematik. Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang
penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah
digunakan secara matematis.

·        Sumber Data Spasial
Salah satu syarat SIG adalah data spasial, yang dapat diperoleh dari beberapa sumber antara
lain :
a. Peta Analog
Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu peta dalam
bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi,
kemungkinan besar memiliki referensi spasia seperti koordinat, skala, arah mata angin
dan sebagainya.
Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog dikonversi menjadi peta
digital dengan cara format raster diubah menjadi format vektor melalui proses dijitasi
sehingga dapat menunjukkan koordinat sebenarnya di permukaan bumi.
b. Data Sistem Penginderaan Jauh
Data penginderaan jauh (antara lain citra satelit, foto udara dan sebagainya),
merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediannya secara berkala
dan mencakup area tertentu. Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang
angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa memperoleh berbagai jenis citra
satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam
format raster.
1.      Citra Satelit
Citra merupakan masukan data atau hasil observasi dalam proses penginderaan jauh.
Penginderaan Jauh atau Remote Sensing didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena tersebut.
Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu obyek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau/sensor, baik optik, elektrooptik, optik-mekanik maupun elektromekanik. Citra memerlukan proses interpretasi atau penafsiran terlebih dahulu dalam pemanfaatannya.
Citra Satelit merupakan hasil dari pemotretan/perekaman alat sensor yang dipasang pada wahana satelit ruang angkasa dengan ketinggian lebih dari 400 km dari permukaan bumi.

Jenis Citra Satelit berdasarkan tingkat resolusi sapasial
Kemampuan sensor dalam merekam obyek terkecil pada tiap pikselnya ini disebut dengan resolusi spasial.
Berdasarkan tingkatan resolusinya citra satelit dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Citra resolusi rendah, memiliki resolusi spasial antara 15 m s/d 30 m (Citra satelit Landsat)
b. Citra resolusi sedang, memiliki resolusi spasial 2.5 m s/d 10 m (Citra satelit SPOT)
c. Citra resolusi tinggi, memiliki resolusi spasial 0.6 m s/d 1 m (Citra satelit Ikonos dan Quickbird)
2.      Foto Udara
Citra foto udara adalah salah satu jenis citra hasil dari perekaman muka bumi dengan menggunakan wahan pemotretan udara seperti pesawat terbang ataupun wahana darat bergerak. Model pengambilan citra dengan wahana darat bergerak istilah ini dinamakan dengan istilah ground Based Remote Sensing. Metode ini digunakan sebagai kontrol dari citra foto yang diambil menggunakan wahan pesawat terbang. Citra foto hasil metode ini lebih jelas dan lebih mudah dalam pengenalan obyeknya. Pemotretan udara pada umumnya menggunakan kamera dan film, dan menghasilkan potret (data analog). Dalam pemotretan menggunakan pesawat terbang, sensor diletakkan pada dasar yang stabil pada pesawat terbang tersebut. Dalam perkembangannya saat ini sensor yang sering dipakai pada saat ini adalah jenis kamera foto udara digital yang memiliki lebih dari satu saluran optis. Kamera tersebut adalah kamera foto uadara tipe Vexcel Ultracam D. Digunakan dengan menggunakan pesawat terbang kecil atau helikopter.

c. Data hasil pengukuran lapangan
Data pengukuran lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri,
pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut, contohnya : batas administrasi,
batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan dan lain-lain.
d. Data GPS (Global Positioning System)
Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG.
keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini
bisanya direpresentasikan dalam format vector.


Sumber :
doktafia.staff.gunadarma.ac.id
http://citrasatelit.blogspot.com
http://geografilover.netau.net/muka%201.html