Minggu, 05 Mei 2013

SUMBER-SUMBER DATA SPASIAL DALAM PENGEMBANGAN SIG



Sebelum mengetahui sumber-sumber data spasial apa saja, sebaikya mengetahui terlebih dahulu "Apa data spasial ?"
 
Data spasial
Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data
yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan
mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi
(spasial) dan informasi deskriptif (attribut) yang dijelaskan berikut ini :
a. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi
(lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk di antaranya informasi datum dan
proyeksi.
b. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi memiliki beberapa
keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya: jenis vegetasi, populasi, luasan, kode
pos, dan sebagainya.

·        Informasi Lokasi
Informasi lokasi atau geometri milik suatu objek spasial dapat dimasukkan ke dalam beberapa
bentuk seperti berikut :
Sistem Informasi Geografis (AK-011225)
a. Titik (dimensi nol - point)
Titik adalah representasi grafis atau geometri yang paling sederhana bagi objek spasial.
Representasi ini tidak memiliki dimensi, tetapi dapat diidentifikasikan di atas peta dan
dapat ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol tertentu.
Perlu dipahami juga bahwa skala peta akan menentukan apakah suatu objek akan
ditampilkan sebagai titik atau polygon. Pada peta skala besar, unsur-unsur bangunan
akan ditampilkan sebagai polygon, sedangkan pada skala kecil akan ditampilkan sebagai
unsur-unsur titik.
Format titik : koordinat tunggal, tanpa panjang, tanpa luasan.
Contoh : lokasi kecelakaan, letak pohon
Gambar 1. Contoh data spasial dalam bentuk titik

b. Garis (satu dimensi – line atau polyline)
Garis adalah bentuk geometri linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek yang berdimensi satu. Batas-batas objek geometri polygon juga merupakan garis-garis, demikian pula dengan jaringan listrik, jaringan komunikasi, pipa air minum, saluran buangan, dan utility lainnya dapat direpresentasikan sebagai objek dengan bentuk geometri garis. Hal ini akan bergantung pada skala peta yang menjadi sumbernya atau skala representasi akhirnya.
Format : Koordinat titik awal dan akhir, mempunyai panjang tanpa luasan.
Contoh : jalan, sungai, utility
Gambar 2 Contoh data spasial dalam bentuk garis

c. Polygon (dua dimensi – area)
Geometri polygon digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi. Unsurunsur
spasial seperti danau, batas propinsi, batas kota, batas persil tanah milik adalah
beberapa contoh tipe entitas dunia nyata yang pada umumnya direpresentasikan
sebagai objek-objek dengan geometri polygon. Meskipun demikian, representasi ini
masih akan bergantung pada skala petanya atau sajian akhirnya.
Format : Koordinat dengan titik awal dan akhir sama, mempunyai panjang dan luasan.
Contoh : Tanah persil, bangunan

Gambar 3 Contoh data spasial dalam bentuk polygon
d. Permukaan (3D)
Setiap fenomena terkait fisik (spasial) memiliki lokasi di dalam ruang. Akibatnya, model
data yang lengkap juga harus mencakup dimensi penting yang ketiga (ruang 3 dimensi).
Hal ini tentu saja juga berlaku bagi permukaan tanah, menara, sumur, bangunan, batasbatas
alamat, bencana (gempa, tsunami, kebakaran), dan lain sebagainya.
Format : Area dengan koordinat vertikal, Area dengan ketinggian
Contoh : Peta slope, bangunan bertingkat.
Gambar 4 Contoh data spasial dalam bentuk 3D

·        Informasi Atribut
Data Deskriptif merupakan uraian atau atribut data spasial (anotasi, tabel, hasil pengukuran,
kategori obyek, penjelasan hasil analisis / prediksi dll). Data non-spasial dapat dimasukkan ke
dalam beberapa bentuk sebagai berikut :
a. Format tabel
Kata-kata, kode alfanumerik, angka-angka. Contoh : hasil proses, indikasi, atribut.
b. Format laporan
Teks, deskripsi. Contoh : perencanaan, laporan proyek, pembahasan.
c. Format pengukuran
Angka-angka, hasil. Contoh : jarak, inventarisasi, luas
d. Format grafik anotasi
Kata-kata, angka-angka, symbol. Contoh : nama objek, legend, grafik/peta.
Contoh:
Data Objek Permukiman di Pondok Indah
Data Spasial: merupakan data grafik berbentuk poligon yang merupakan closed area yang
menghubungkan posisi-posisi geografis di lokasi Pondok Indah
Sistem Informasi Geografis (AK-011225)
Data Non-Spasial: Luas Permukiman, Jumlah Penduduknya, Jumlah Rumah, Jumlah Kepala
Keluarga, Pendapatan Rata-Rata Kepala Keluarga, dll

Format Data Spasial
Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode penyimpanan data
yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan
dalam dua format, yaitu :
a. Data Vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis,
area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir di titik yang sama), titik
dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis)
Gambar 5. Data Vektor
Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan
fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang
membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis data batas-batas kadaster. Contoh
penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur.
Kelemahan data vektor yang utama dalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi
perubahan gradual.

b. Data Raster
Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem
penginderaan jauh. Pada data raster, objek geografis direpresentasikan sebagai struktur
sel grid yang disebut dengan pixel (picture element).
Gambar 6 Data raster
Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan
kata lain resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya dari permukaan bumi yang
diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang
direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik
untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah,
kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasn utama dari data
raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula
ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasitas perangkat keras yang tersedia.
Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format data yang
digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume data yang
dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data vector relative lebih
ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan
dalam komputasi matematik. Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang
penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah
digunakan secara matematis.

·        Sumber Data Spasial
Salah satu syarat SIG adalah data spasial, yang dapat diperoleh dari beberapa sumber antara
lain :
a. Peta Analog
Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu peta dalam
bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi,
kemungkinan besar memiliki referensi spasia seperti koordinat, skala, arah mata angin
dan sebagainya.
Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog dikonversi menjadi peta
digital dengan cara format raster diubah menjadi format vektor melalui proses dijitasi
sehingga dapat menunjukkan koordinat sebenarnya di permukaan bumi.
b. Data Sistem Penginderaan Jauh
Data penginderaan jauh (antara lain citra satelit, foto udara dan sebagainya),
merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediannya secara berkala
dan mencakup area tertentu. Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang
angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa memperoleh berbagai jenis citra
satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam
format raster.
1.      Citra Satelit
Citra merupakan masukan data atau hasil observasi dalam proses penginderaan jauh.
Penginderaan Jauh atau Remote Sensing didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena tersebut.
Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu obyek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau/sensor, baik optik, elektrooptik, optik-mekanik maupun elektromekanik. Citra memerlukan proses interpretasi atau penafsiran terlebih dahulu dalam pemanfaatannya.
Citra Satelit merupakan hasil dari pemotretan/perekaman alat sensor yang dipasang pada wahana satelit ruang angkasa dengan ketinggian lebih dari 400 km dari permukaan bumi.

Jenis Citra Satelit berdasarkan tingkat resolusi sapasial
Kemampuan sensor dalam merekam obyek terkecil pada tiap pikselnya ini disebut dengan resolusi spasial.
Berdasarkan tingkatan resolusinya citra satelit dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Citra resolusi rendah, memiliki resolusi spasial antara 15 m s/d 30 m (Citra satelit Landsat)
b. Citra resolusi sedang, memiliki resolusi spasial 2.5 m s/d 10 m (Citra satelit SPOT)
c. Citra resolusi tinggi, memiliki resolusi spasial 0.6 m s/d 1 m (Citra satelit Ikonos dan Quickbird)
2.      Foto Udara
Citra foto udara adalah salah satu jenis citra hasil dari perekaman muka bumi dengan menggunakan wahan pemotretan udara seperti pesawat terbang ataupun wahana darat bergerak. Model pengambilan citra dengan wahana darat bergerak istilah ini dinamakan dengan istilah ground Based Remote Sensing. Metode ini digunakan sebagai kontrol dari citra foto yang diambil menggunakan wahan pesawat terbang. Citra foto hasil metode ini lebih jelas dan lebih mudah dalam pengenalan obyeknya. Pemotretan udara pada umumnya menggunakan kamera dan film, dan menghasilkan potret (data analog). Dalam pemotretan menggunakan pesawat terbang, sensor diletakkan pada dasar yang stabil pada pesawat terbang tersebut. Dalam perkembangannya saat ini sensor yang sering dipakai pada saat ini adalah jenis kamera foto udara digital yang memiliki lebih dari satu saluran optis. Kamera tersebut adalah kamera foto uadara tipe Vexcel Ultracam D. Digunakan dengan menggunakan pesawat terbang kecil atau helikopter.

c. Data hasil pengukuran lapangan
Data pengukuran lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri,
pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut, contohnya : batas administrasi,
batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan dan lain-lain.
d. Data GPS (Global Positioning System)
Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG.
keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini
bisanya direpresentasikan dalam format vector.


Sumber :
doktafia.staff.gunadarma.ac.id
http://citrasatelit.blogspot.com
http://geografilover.netau.net/muka%201.html


1 komentar: