Sebelum mengetahui sumber-sumber data spasial apa saja, sebaikya mengetahui terlebih dahulu "Apa data spasial ?"
Data spasial
Sebagian besar
data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data
yang
berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar
referensinya dan
mempunyai dua
bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi
(spasial) dan
informasi deskriptif (attribut) yang dijelaskan berikut ini :
a. Informasi
lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi
(lintang dan
bujur) dan koordinat XYZ, termasuk di antaranya informasi datum dan
proyeksi.
b. Informasi
deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi memiliki beberapa
keterangan yang
berkaitan dengannya, contohnya: jenis vegetasi, populasi, luasan, kode
pos, dan
sebagainya.
·
Informasi Lokasi
Informasi lokasi
atau geometri milik suatu objek spasial dapat dimasukkan ke dalam beberapa
bentuk seperti
berikut :
Sistem Informasi Geografis
(AK-011225)
a. Titik
(dimensi nol - point)
Titik adalah
representasi grafis atau geometri yang paling sederhana bagi objek spasial.
Representasi ini
tidak memiliki dimensi, tetapi dapat diidentifikasikan di atas peta dan
dapat
ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol tertentu.
Perlu dipahami
juga bahwa skala peta akan menentukan apakah suatu objek akan
ditampilkan
sebagai titik atau polygon. Pada peta skala besar, unsur-unsur bangunan
akan ditampilkan
sebagai polygon, sedangkan pada skala kecil akan ditampilkan sebagai
unsur-unsur
titik.
Format titik :
koordinat tunggal, tanpa panjang, tanpa luasan.
Contoh : lokasi
kecelakaan, letak pohon
Gambar 1. Contoh data spasial
dalam bentuk titik
b. Garis (satu
dimensi – line atau polyline)
Garis adalah
bentuk geometri linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan
digunakan untuk merepresentasikan objek-objek yang berdimensi satu. Batas-batas
objek geometri polygon juga merupakan garis-garis, demikian pula dengan
jaringan listrik, jaringan komunikasi, pipa air minum, saluran buangan, dan
utility lainnya dapat direpresentasikan sebagai objek dengan bentuk geometri
garis. Hal ini akan bergantung pada skala peta yang menjadi sumbernya atau
skala representasi akhirnya.
Format :
Koordinat titik awal dan akhir, mempunyai panjang tanpa luasan.
Contoh : jalan,
sungai, utility
Gambar 2 Contoh data spasial
dalam bentuk garis
c. Polygon (dua
dimensi – area)
Geometri polygon
digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi. Unsurunsur
spasial seperti
danau, batas propinsi, batas kota, batas persil tanah milik adalah
beberapa contoh
tipe entitas dunia nyata yang pada umumnya direpresentasikan
sebagai
objek-objek dengan geometri polygon. Meskipun demikian, representasi ini
masih akan
bergantung pada skala petanya atau sajian akhirnya.
Format :
Koordinat dengan titik awal dan akhir sama, mempunyai panjang dan luasan.
Contoh : Tanah
persil, bangunan
Gambar 3 Contoh data spasial dalam
bentuk polygon
d. Permukaan
(3D)
Setiap fenomena
terkait fisik (spasial) memiliki lokasi di dalam ruang. Akibatnya, model
data yang
lengkap juga harus mencakup dimensi penting yang ketiga (ruang 3 dimensi).
Hal ini tentu
saja juga berlaku bagi permukaan tanah, menara, sumur, bangunan, batasbatas
alamat, bencana
(gempa, tsunami, kebakaran), dan lain sebagainya.
Format : Area
dengan koordinat vertikal, Area dengan ketinggian
Contoh : Peta
slope, bangunan bertingkat.
Gambar 4 Contoh data spasial
dalam bentuk 3D
·
Informasi Atribut
Data Deskriptif
merupakan uraian atau atribut data spasial (anotasi, tabel, hasil pengukuran,
kategori obyek,
penjelasan hasil analisis / prediksi dll). Data non-spasial dapat dimasukkan ke
dalam beberapa
bentuk sebagai berikut :
a. Format tabel
Kata-kata, kode
alfanumerik, angka-angka. Contoh : hasil proses, indikasi, atribut.
b. Format
laporan
Teks, deskripsi.
Contoh : perencanaan, laporan proyek, pembahasan.
c. Format
pengukuran
Angka-angka,
hasil. Contoh : jarak, inventarisasi, luas
d. Format grafik
anotasi
Kata-kata,
angka-angka, symbol. Contoh : nama objek, legend, grafik/peta.
Contoh:
Data Objek
Permukiman di Pondok Indah
Data Spasial:
merupakan data grafik berbentuk poligon yang merupakan closed area yang
menghubungkan
posisi-posisi geografis di lokasi Pondok Indah
Sistem Informasi Geografis
(AK-011225)
Data
Non-Spasial: Luas Permukiman, Jumlah Penduduknya, Jumlah Rumah, Jumlah Kepala
Keluarga,
Pendapatan Rata-Rata Kepala Keluarga, dll
Format Data
Spasial
Secara sederhana
format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode penyimpanan data
yang berbeda
antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan
dalam dua
format, yaitu :
a. Data Vektor
Data vektor
merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis,
area (daerah
yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir di titik yang sama), titik
dan nodes
(merupakan titik perpotongan antara dua buah garis)
Gambar 5. Data Vektor
Keuntungan utama
dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan
fitur titik,
batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang
membutuhkan
ketepatan posisi, misalnya pada basis data batas-batas kadaster. Contoh
penggunaan
lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur.
Kelemahan data
vektor yang utama dalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi
perubahan
gradual.
b. Data Raster
Data raster
(atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem
penginderaan
jauh. Pada data raster, objek geografis direpresentasikan sebagai struktur
sel grid yang
disebut dengan pixel (picture element).
Gambar 6 Data raster
Pada data
raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan
kata lain
resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya dari permukaan bumi yang
diwakili oleh
setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang
direpresentasikan
oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik
untuk
merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah,
kelembaban
tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasn utama dari data
raster adalah
besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula
ukuran filenya
dan sangat tergantung pada kapasitas perangkat keras yang tersedia.
Masing-masing
format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format data yang
digunakan sangat
tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume data yang
dihasilkan,
ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data vector relative
lebih
ekonomis dalam
hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan
dalam komputasi
matematik. Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang
penyimpanan file
yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah
digunakan secara
matematis.
·
Sumber Data Spasial
Salah satu
syarat SIG adalah data spasial, yang dapat diperoleh dari beberapa sumber
antara
lain :
a. Peta Analog
Peta analog
(antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu peta dalam
bentuk cetak.
Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi,
kemungkinan
besar memiliki referensi spasia seperti koordinat, skala, arah mata angin
dan sebagainya.
Dalam tahapan
SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog dikonversi menjadi peta
digital dengan
cara format raster diubah menjadi format vektor melalui proses dijitasi
sehingga dapat
menunjukkan koordinat sebenarnya di permukaan bumi.
b. Data Sistem
Penginderaan Jauh
Data penginderaan
jauh (antara lain citra satelit, foto udara dan sebagainya),
merupakan sumber
data yang terpenting bagi SIG karena ketersediannya secara berkala
dan mencakup
area tertentu. Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang
angkasa dengan
spesifikasinya masing-masing, kita bisa memperoleh berbagai jenis citra
satelit untuk
beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam
format raster.
1.
Citra
Satelit
Citra
merupakan masukan data atau hasil observasi dalam proses penginderaan jauh.
Penginderaan Jauh atau Remote Sensing didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena tersebut.
Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu obyek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau/sensor, baik optik, elektrooptik, optik-mekanik maupun elektromekanik. Citra memerlukan proses interpretasi atau penafsiran terlebih dahulu dalam pemanfaatannya.
Citra Satelit merupakan hasil dari pemotretan/perekaman alat sensor yang dipasang pada wahana satelit ruang angkasa dengan ketinggian lebih dari 400 km dari permukaan bumi.
Jenis Citra Satelit berdasarkan tingkat resolusi sapasial
Kemampuan sensor dalam merekam obyek terkecil pada tiap pikselnya ini disebut dengan resolusi spasial.
Berdasarkan tingkatan resolusinya citra satelit dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Citra resolusi rendah, memiliki resolusi spasial antara 15 m s/d 30 m (Citra satelit Landsat)
b. Citra resolusi sedang, memiliki resolusi spasial 2.5 m s/d 10 m (Citra satelit SPOT)
c. Citra resolusi tinggi, memiliki resolusi spasial 0.6 m s/d 1 m (Citra satelit Ikonos dan Quickbird)
Penginderaan Jauh atau Remote Sensing didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena tersebut.
Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu obyek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau/sensor, baik optik, elektrooptik, optik-mekanik maupun elektromekanik. Citra memerlukan proses interpretasi atau penafsiran terlebih dahulu dalam pemanfaatannya.
Citra Satelit merupakan hasil dari pemotretan/perekaman alat sensor yang dipasang pada wahana satelit ruang angkasa dengan ketinggian lebih dari 400 km dari permukaan bumi.
Jenis Citra Satelit berdasarkan tingkat resolusi sapasial
Kemampuan sensor dalam merekam obyek terkecil pada tiap pikselnya ini disebut dengan resolusi spasial.
Berdasarkan tingkatan resolusinya citra satelit dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Citra resolusi rendah, memiliki resolusi spasial antara 15 m s/d 30 m (Citra satelit Landsat)
b. Citra resolusi sedang, memiliki resolusi spasial 2.5 m s/d 10 m (Citra satelit SPOT)
c. Citra resolusi tinggi, memiliki resolusi spasial 0.6 m s/d 1 m (Citra satelit Ikonos dan Quickbird)
2.
Foto
Udara
Citra
foto udara adalah salah satu jenis citra hasil dari perekaman muka bumi dengan
menggunakan wahan pemotretan udara seperti pesawat terbang ataupun wahana darat
bergerak. Model pengambilan citra dengan wahana darat bergerak istilah ini
dinamakan dengan istilah ground Based Remote Sensing. Metode ini
digunakan sebagai kontrol dari citra foto yang diambil menggunakan wahan
pesawat terbang. Citra foto hasil metode ini lebih jelas dan lebih mudah dalam
pengenalan obyeknya. Pemotretan udara pada umumnya menggunakan kamera dan film,
dan menghasilkan potret (data analog). Dalam pemotretan menggunakan pesawat
terbang, sensor diletakkan pada dasar yang stabil pada pesawat terbang
tersebut. Dalam perkembangannya saat ini sensor yang sering dipakai pada saat
ini adalah jenis kamera foto udara digital yang memiliki lebih dari satu
saluran optis. Kamera tersebut adalah kamera foto uadara tipe Vexcel Ultracam
D. Digunakan dengan menggunakan pesawat terbang kecil atau helikopter.
c. Data hasil
pengukuran lapangan
Data pengukuran
lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri,
pada umumnya
data ini merupakan sumber data atribut, contohnya : batas administrasi,
batas
kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan dan lain-lain.
d. Data GPS
(Global Positioning System)
Teknologi GPS
memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG.
keakuratan
pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini
bisanya
direpresentasikan dalam format vector.
Sumber :
doktafia.staff.gunadarma.ac.id
http://citrasatelit.blogspot.com
http://geografilover.netau.net/muka%201.html
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus