Ø Sekilas tentang CyberSpace
Dunia maya (eng: Cyberspace) adalah media elektronik dalam jaringan komputer yang banyak dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah maupun timbal-balik secara online (terhubung langsung). Dunia maya ini merupakan integrasi dari berbagai peralatan teknologi komunikasi dan jaringan komputer (sensor, tranduser, koneksi, transmisi, prosesor, signal, kontroler) yang dapat menghubungkan peralatan komunikasi (komputer, telepon genggam, instrumentasi elektronik, dan lain-lain) yang tersebar di seluruh penjuru dunia secara interaktif.
Kata "cyberspace" (dari cybernetics dan space) berasal dan pertama kali diperkenalkan oleh penulis novel fiksi ilmiah, William Gibson dalam buku ceritanya, "Burning Chrome", 1982 dan menjadi populer pada novel berikutnya, Neuromancer, 1984 yang menyebutkan bahwa:
Cyberspace. A consensual hallucination experienced daily by
billions of legitimate operators, in every nation, by children being taught mathematical concepts... A graphic representation of data abstracted from the banks of every computer in the human system. Unthinkable complexity. Lines of light ranged in the nonspace of the mind, clusters and constellations of data.
Like city lights, receding.
CyberSpace adalah ruang maya tanpa batas, imajinatif dan dapat dihayati melalui perwujudan virtual. Cyberspace merupakan ruang yang diwujudkan melalui (jaringan) computer. sifatnya digital dan direpresentasikan dalam satuan bit.
Perkembangan teknologi di jaman sekarang ini tak dapat dipungkiri pesatnya, jejaring di dunia maya sedang menjamur di kalangan masyarakat tanpa batas umur, baik anak-anak sampai orang dewasa. Namun tanpa disadari jejaring sosial maupun teknologi media yang ada di dunia maya dapat berakibat buruk bila tidak diwaspadai sebelumnya dan tidak tahu penanganannya.
Yang namanya internet pasti dekat dengan kehidupan kita. Hampir setiap jam, kita bisa mem-posting status atau foto tentang keadaan di sekeliling. Bahkan, kita pun memanfaatkan sosial media untuk berkomunikasi dengan teman dan sahabat. Tapi hati-hati, ada kejahatan baru via internet yaitu cyber bullying.
Ø Cyber Bullying
Cyber bullying adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja dan dilakukan teman seusia mereka melalui dunia cyber atau internet. Cyber bullying adalah kejadian manakala seorang anak atau remaja diejek, dihina, diintimidasi, atau dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui media internet, teknologi digital atau telepon seluler.
Cyber bullying dianggap valid bila pelaku dan korban berusia di bawah 18 tahun dan secara hukum belum dianggap dewasa. Bila salah satu pihak yang terlibat (atau keduanya) sudah berusia di atas 18 tahun, maka kasus yang terjadi akan dikategorikan sebagai cyber crime atau cyber stalking (sering juga disebut cyber harassment).
Bentuk dan metode tindakan cyber bullying amat beragam. Bisa berupa pesan ancaman melalui e-mail, mengunggah foto yang mempermalukan korban, membuat situs web untuk menyebar fitnah dan mengolok-olok korban hingga mengakses akun jejaring sosial orang lain untuk mengancam korban dan membuat masalah. Motivasi pelakunya juga beragam. Ada yang melakukannya karena marah dan ingin balas dendam, frustrasi, ingin mencari perhatian bahkan ada pula yang menjadikannya sekedar hiburan pengisi waktu luang. Tidak jarang, motivasinya kadang-kadang hanya ingin bercanda.
1. Hal-hal yang menyebabkan cyber bullying
a. Berkomunikasi dengan sembarang orang yang tidak kita kenal dijejaring social.
b. Sembarang mengupload atau mengirim foto ke jejaring social, karena dengan adanya internet foto dapat dengan mudah tersebar kemana-mana.
c. Memberi password jejaring sosial pada orang lain walaupun itu teman dekat kita sendiri.
d. Membuat situs atau blog untuk menjelek-jelekkan korban atau membuat masalah dengan orang lain dengan berpura-pura menjadi korban.
2. Contoh kasus cyber bullying
Guru pun ternyata tidak kebal terhadap cyber bullying. Sebaliknya, beberapa kasus menunjukkan bahwa guru potensial menjadi sasaran. Seorang guru senior di sebuah sekolah menengah atas di Manchaster mengaku bahwa akunnya telah diretas dan digunakan untuk mengirimkan pesan palsu kepada murid lain. Seorang guru lain bahkan dibuatkan akun palsu oleh pelaku yang diduga siswa, dan dalam akun itu disebutkan bahwa guru itu adalah seorang pedofil. Di Indonesia sendiri, kasus serupa juga pernah terjadi, yakni di SMU Negeri 4 Tanjungpinang, Kepulauan Riau dimana seorang guru menjadi korban olok-olok siswa.
Seorang kawan guru pernah menemukan sekelompok siswa yang membuat grup, yang mereka namai “Grup Anti Mr. X (nama seorang guru)” di situs jejaring sosial Facebook. Di grup ini mereka ramai-ramai mencaci maki guru yang kelihatannya kurang mereka sukai.
Beberapa bulan lalu, ketika pengumuman kelulusan di sebuah SMA, seorang kepala sekolah menjadi sasaran ejekan dan caci maki para muridnya. Pasalnya bapak kepala sekolah ini diam saja tak berdaya dan membiarkan anak-anak kelas III yang lulus mencoreti halaman sekolah dengan pylox. Kontan, sikap pengecut si kepala sekolah ini menjadi bahan tertawaan para murid di situs jejaring sosial facebook dan Twitter.
3. Pencegahan cyber bully
- Tetap sopan di sosial media.
- Jangan berikan informasi pribadi.
- Gunakan sosial media sepenuhnya.
- Ceritakan pada teman atau orang terdekat bila terjadi hal yang tidak diingikan.
- Jangan membalas aksi pelaku cyberbullying
- Ubah password bila pelaku mulai menyusup kedalam akun.
- Jangan merespon
- Adukan pada orang yang dipercaya. Jika anak-anak yang menjadi korban, mereka harus melapor pada orang tua, guru, atau tenaga konseling di sekolah. Selain mengamankan korban, tindakan ini akan membantu memperbaiki sikap mental pelaku.
- Simpan semua bukti. Oleh karena aksi ini berlangsung di media digital, korban akan lebih mudah meng-capture, lalu menyimpan pesan, gambar atau materi pengganggu lainnya yang dikirim pelaku, untuk kemudian menjadikannya sebagai barang bukti saat melapor ke pihak-pihak yang bisa membantu.
Sumber :
Wikipedia Ensiklopedia Bebas
http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/06/cyber-bullying-mengintip-sekolah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar