Kamis, 10 November 2011

MERINGKAS B.INDONESIA RAGAM PIDATO

Tugas 2 : Meringkas B.Indonesia ragam pidato

Ø Pendahuluan Peran pidato :

Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal. Pidato biasanya dibawakan oleh seorang yang memberikan pernyataan tentang suatu hal atau peristiwa yang penting dan patut diperbincangkan. Pidato juga merupakan salah satu teori dari pelajaran bahasa indonesia.

Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karier yang baik. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya. Dalam berpidato, penampilan, gaya bahasa, dan ekspresi kita hendaknya diperhatikan serta kita harus percaya diri menyampaikan isi dari pidato kita, agar orang yang melihat pidato kita pun tertarik dan terpengaruh oleh pidato yang kita sampaikan.

Fungsi pidato :

  • Mempermudah komunikasi antar atasan dan bawahan.
  • Mempermudah komunikasi antar sesama anggota organisasi.
  • Menciptakan suatu keadaan yang kondusif dimana hanya perlu 1 orang saja yang melakukan orasi/pidato tersebut.
  • Mempermudah komunikasi.

Ø Isi Metode Penyajian Oral :

Terdapat 2 perbedaan dalam persiapan-persiapan yang diadakan pada waktu menyusun komposisi penyajian lisan. Pertama, dalam penyajian lisan perlu diperhatikan gerak-gerik, sikap, hubungan langsung dengan hadirin, sedangkan komposisi tertulis sama sekali tak diperhitungkan. Kedua, dalam penyajian lisan tidak ada kebebasan bagi pendengar untuk memilih mana yang harus didahulukan mana yang dapatdiabaikan. Sebab itu persiapan-persiapan yang diperlukan untuk menyusun sebuah uraian lisan, di samping memperhatikan hal-hal tersebut di atas, tergantung pula dari metode penyajiannya .Dikenal ada 4 macam metode penyajian lisan, yaitu:

1. Metode impromptu (serta-merta) : Metode ini adalah metode persiapan sesaat. Penyampaiannya dilakukan dengan spontanitas berdasarkan pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. Pengetahuan yang ada dikaitkan dengan situasi dan kepentingan saat itu akan sangat menolong pembicara.

2. Metode Mengahafal : Metode ini kebalikan dari metode yang ada diatas. Penyajian lisan yang dibawakan bukan hanya direncanakan tetapi juga dicatat, kemudian dihafal kata demi kata. Ada pembicara yang berhasil menggunakan metode ini, tapi akan ada kecenderungan untuk berbicara cepat-cepat. Dengan begitu pembicara tidak dapat melihat reaksi-reaksi yang dilakukan oleh para pendengar.

3. Metode Naskah : Metode ini jarang dipakai, kecuali pada pidato resmi dan pidato-pidato radio. Metode ini sifatnya masih sanagt kaku, sebab bila tidak mengadakan latihan yang cukup maka pembicara seolah-olah menimbulkan suatu tirai antara dia dengan pendengar.

4. Metode Ekstemporan (tanpa persiapan naskah) : Dalam metode ini pembicara harus menyiapkan segala sesuatunya dengan cermat. Membawa catatan kecil sebagai inti dari isi penyampian disiapkan untuk menentukan sikap mana yang harus diambil dalam mengadapi para hadirin.

· Persiapan Penyajian Lisan :

Persiapan-persiapan untuk penyajian lisan, dapat dilihat melalui ketujuh langkah berikut :

Persiapan sebuah penyajian lisan, sebenarnya, sama dengan persiapan menulis karya tulis ilmiah. Hal yang membedakan keduanya adalah bahwa pada penyajian lisan, pembicara berhadapan langsung dengan khalayak sasarannya. Oleh karenanya, dibutuhkan persiapan yang matang. Jangan sampai, bahan yang dibawakan tidak menarik atau cara pembicara menyajikan bahannya tidak menarik. Selain itu, jangan sampai pembicara tidak dapat secara tepat menjawab pertanyaan pendengar.

Ada tiga langkah yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan sebuah penyajian lisan.

1. Meneliti masalah: (a) menentukan maksud

(b) menganalisis pendengar dan situasi

(c) memilih dan menyempitkan topik

(d) memastikan tujuan pembicaraan

2. Menyusun uraian: (a) mengumpulkan bahan

(b) membuat kerangka uraian

(c) menyiapkan alat peraga

(d) menguraikan secara mendetail

3. Mengadakan latihan: (a) melatih dengan suara nyaring

(b) menghitung waktu penyajian

Ø Menentukan maksud dan topik :

Setiap tulisan selalu menentukan topic tertentu yang ingin disampaikan kepada para hadirin, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu dari para pembaca atau pendengar. Reaksi dari para hadirin atas topic dan tujuannya akan langsung dilihat dan dialami pada waktu itu juga. Sebab itu dalam menentukan maksud sebuah uraian lisan, pembicara harus selalu memikirkan tanggapan apa yang dinginkan dari para pendengar. Oleh karena itu topik pembicaraan dan tujuannya merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain. Topik dan tujuan pertama-tama merupakan persoalan dasar bagi tema uraian dan wujud tema itu sendiri, dan kedua, topik dan tujuan bertalian sangat erat dengan tanggapan yang diharapkan dari para pendengar dengan mengemukakan tema tadi. Sering terjadi bahwa tujuan yang diinginkan pembicara mempengaruhi pula pilihan atas suatu topik tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar